Makna dan Syarat Sah Perjanjian dalam KUH Perdata

- Redaksi

Minggu, 11 Mei 2025 - 11:19 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Haidy Arsyad, Ketua Komite Advokasi Hukum Nasional Indonesia (KANNI) Kabupaten Bogor/Dok.kanniadvokasi.id

Haidy Arsyad, Ketua Komite Advokasi Hukum Nasional Indonesia (KANNI) Kabupaten Bogor/Dok.kanniadvokasi.id

KANNIADVOKASI.ID Perjanjian dalam hukum perdata merupakan kesepakatan antara dua pihak atau lebih, baik perorangan maupun badan hukum, untuk melakukan suatu perbuatan hukum yang menimbulkan akibat hukum.

Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata), yang menyatakan bahwa perjanjian adalah suatu perbuatan di mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.

Untuk dapat dianggap sah dan mengikat secara hukum, perjanjian harus memenuhi syarat-syarat sebagaimana tercantum dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Berikut adalah empat syarat sahnya perjanjian:

1. Kesepakatan Para Pihak

Perjanjian harus didasari oleh adanya kesepakatan bebas dari para pihak yang terlibat. Artinya, para pihak menyetujui isi dan maksud perjanjian tanpa adanya paksaan, kekhilafan, atau penipuan.

2. Kecakapan untuk Membuat Perikatan

Para pihak harus cakap secara hukum untuk membuat perjanjian. Berdasarkan Pasal 1330 KUHPerdata, pihak yang tidak cakap termasuk anak di bawah umur, orang yang berada di bawah pengampuan, dan mereka yang dilarang undang-undang.

Perjanjian yang dibuat oleh pihak yang tidak cakap akan batal demi hukum, sesuai Pasal 1446 KUHPerdata.

3. Adanya Objek Tertentu

Objek atau hal yang diperjanjikan harus jelas dan dapat ditentukan. Pasal 1332 KUHPerdata menyebutkan bahwa hanya barang-barang yang dapat diperdagangkan yang dapat menjadi objek perjanjian.

Barang yang belum ada juga dapat dijadikan objek perjanjian, sepanjang tidak dilarang secara tegas oleh undang-undang (Pasal 1334 KUHPerdata).

4. Sebab yang Halal

Setiap perjanjian harus memiliki causa atau alasan yang halal. Pasal 1335 KUHPerdata menegaskan bahwa perjanjian tanpa sebab yang halal, atau dibuat dengan sebab yang palsu atau dilarang, tidak mempunyai kekuatan hukum.

Selain syarat-syarat di atas, dalam perjanjian kerja sama juga harus dipenuhi ketentuan tambahan, yakni: perjanjian dilakukan oleh minimal dua subjek hukum (perorangan atau badan hukum), serta menimbulkan akibat hukum berupa hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak.

Haidy Arsyad, Ketua Komite Advokasi Hukum Nasional Indonesia (KANNI) Kabupaten Bogor menegaskan pentingnya memahami syarat sah perjanjian sebelum menandatangani dokumen apa pun.

“Banyak sengketa hukum bermula dari perjanjian yang dibuat tanpa pemahaman yang matang. Padahal, KUHPerdata sudah mengatur dengan jelas empat unsur sahnya perjanjian. Jika salah satu unsur tidak terpenuhi, maka perjanjian tersebut bisa batal demi hukum,” jelas Haidy.

Dengan terpenuhinya semua unsur tersebut, suatu perjanjian memiliki kekuatan hukum yang mengikat dan dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan maupun penyelesaian sengketa di kemudian hari. (Red)

Berita Terkait

Perkuat Kolaborasi, KANNI dan YLBH Pendekar Tempuh Jalur Hukum Terkait Dugaan Korupsi APBDes
Penambang Rakyat di Persimpangan Nasib: Antara Hukum dan Hak Hidup
Gugatan Praperadilan AGK Ditolak, Kapolda Sulut: Hormati Putusan Hukum
Polda Sulut Usut Oknum Catut Nama Pejabat dalam Rekrutmen Polri
APRI Boltim Desak DPRD Hentikan Aktivitas Tambang PT KSM di Garini
Dana Desa dan BOS Disoal, Warga Tempuh Jalur Hukum di Komisi Informasi
Sidang Sengketa Informasi di KI Jabar: Bongkar Dana Pendidikan, Pertanahan hingga Dokumen Judi Pejabat
Enam Sekolah Swasta Mangkir Sidang di KI Jabar, Dana BOS Jadi Sorotan
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Berita Terkait

Rabu, 21 Mei 2025 - 23:09 WIB

Tak Bisa Sembarang Tolak Informasi, Komisi Informasi Jabar Minta Tirta Pakuan Kota Bogor Lakukan Uji Konsekuensi

Berita Terbaru

Haidy Arsyad, Ketua KANNI Kabupaten Bogor

Pemerintah Daerah

Pemimpin Baru, Tantangan Lama: KANNI Kabupaten Bogor Soroti Isu Penting

Sabtu, 10 Mei 2025 - 08:44 WIB