Minim Sosialisasi, PPID Utama Kabupaten Bogor Dinilai Lalai dalam Keterbukaan Informasi Desa

- Redaksi

Sabtu, 10 Mei 2025 - 00:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KANNIADVOKASI.ID – Kurangnya sosialisasi dari Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Utama Kabupaten Bogor dituding sebagai penyebab ratusan pemerintah desa (Pemdes) di Kabupaten Bogor masih tertutup dalam penyediaan informasi publik.

Akibatnya, banyak warga tidak mengetahui program dan kegiatan di desa mereka.

Ketua Komite Advokasi Hukum Nasional Indonesia (KANNI) Kabupaten Bogor, Haidy Arsyad, menegaskan bahwa masyarakat terus mengalami kesulitan dalam mengakses informasi publik desa.

Menurutnya, hal ini terjadi karena pemerintah desa tidak memahami kewajibannya, yang seharusnya menjadi tanggung jawab PPID Utama untuk memberikan edukasi dan sosialisasi.

“Pemerintah desa jelas mengabaikan Peraturan Komisi Informasi (KI) Nomor 1 Tahun 2018 tentang Standar Layanan Informasi Publik (SLIP) Desa. Regulasi ini merupakan turunan dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP), yang mewajibkan desa menyediakan informasi publik secara berkala, setiap saat, dan serta-merta,” ujar Haidy, Senin (21/04/2025).

Haidy menduga, selain karena ketidaktahuan perangkat desa, ada unsur kesengajaan dari sebagian Pemdes yang enggan membuka akses informasi bagi masyarakat.

“Saya sudah mengirim surat ke 165 desa di Kabupaten Bogor untuk meminta transparansi informasi publik desa. Ternyata, banyak desa yang bahkan belum memahami kewajiban mereka dalam menyediakan informasi bagi warga,” ungkapnya.

Padahal, sesuai Pasal 4 Peraturan Komisi Informasi, pemerintah desa harus memastikan keterbukaan informasi, baik yang diumumkan secara berkala maupun yang bisa diakses masyarakat setiap saat.

“Ini bukan sekadar imbauan, tapi kewajiban yang diamanatkan undang-undang. Setiap Pemdes harus patuh dan menjalankannya,” tegas Haidy.

Seorang Sekretaris Desa (Sekdes) di wilayah selatan Kabupaten Bogor mengakui bahwa hingga kini belum ada sosialisasi dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) maupun Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor terkait pembentukan PPID Desa.

“Kami belum paham soal PPID, apalagi cara membentuknya. Sejauh ini, belum pernah ada sosialisasi dari pemerintah kabupaten,” ujar Sekdes tersebut.

Pernyataan ini memperkuat dugaan bahwa PPID Utama Kabupaten Bogor tidak menjalankan perannya secara maksimal.

Akibatnya, banyak desa tidak memiliki struktur PPID yang seharusnya bertugas mengelola informasi publik desa.

Hal ini diperkuat dengan banyaknya Pemerintah Desa yang disengketakan oleh KANNI ke Komisi Informasi Jawa Barat.

Rata-rata, pihak desa tidak membalas surat permohonan informasi publik, yang mengindikasikan dua kemungkinan.

Pertama, pemerintah desa tidak mengetahui regulasi PPID dan UU KIP, sehingga tidak memahami kewajibannya dalam menyediakan informasi publik.

Kedua, PPID Utama Kabupaten Bogor tidak berperan dan tidak menjalankan fungsinya dalam melakukan sosialisasi ke pemerintah desa.

Tanpa sosialisasi yang memadai, desa-desa di Kabupaten Bogor terus tertinggal dalam penerapan keterbukaan informasi.

Jika kondisi ini berlanjut, warga akan semakin sulit mengawasi penggunaan anggaran dan program desa.

Haidy Arsyad mendesak PPID Utama Kabupaten Bogor untuk segera mengambil langkah konkret dengan menggelar sosialisasi dan pelatihan bagi pemerintah desa.

“PPID Utama tidak boleh tinggal diam. Jika keterbukaan informasi desa terus diabaikan, bukan hanya hak publik yang dirugikan, tetapi juga rawan terjadi penyalahgunaan anggaran desa,” tegasnya.

Masyarakat berharap ada tindakan tegas dari Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat serta pemerintah daerah agar keterbukaan informasi publik di tingkat desa segera terwujud.

 

Berita Terkait

Bupati Bogor Akhirnya Angkat Bicara Soal Pengrusakan Lahan di Tamansari
KPK Soroti Pemkab Bogor, Proyek Rehab PN Cibinong dan Sektor Pendidikan Jadi Bidikan
Rp51 M Proyek Jembatan Otista Mubazir! Jalan Masih Macet Gegara Pintu KRB
Wakil Walikota Absen di Paripurna HJB ke-543, Sakit atau Bangun Kesiangan?
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi: Kembalikan Bogor sebagai Tanah Pusaka
MoU Penegakan Hukum dan Ketertiban: Kapolda Jabar, Kapolda Metro, dan Gubernur Jalin Sinergi Lintas Wilayah
CSR sebagai Instrumen Hukum Korporasi: Charoen Pokphand Hibahkan Fasilitas Peternakan ke Masyarakat
Keterbukaan Informasi Mandek, KANNI Desak Pemkab Bogor Bentuk Komisi Informasi
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Berita Terkait

Minggu, 27 Juli 2025 - 20:37 WIB

Bukan Sekadar Ulah Oknum! Kuasa Hukum Beberkan Pungli Dana Desa di Lahat Sudah Jadi “Tradisi” Kolektif Tiap Tahun

Minggu, 27 Juli 2025 - 20:25 WIB

OTT di Lahat! Dua Pengurus Forum Kades Tersangka Pemalakan Dana Desa, Terancam 20 Tahun Penjara

Rabu, 16 Juli 2025 - 11:26 WIB

Viral! Dua Pria Todongkan Parang dan Airsoft Gun ke Warga di Bogor, Polisi Langsung Bekuk

Kamis, 10 Juli 2025 - 21:19 WIB

Pembunuh Sidah Alatas Terancam Hukuman Mati

Selasa, 8 Juli 2025 - 17:35 WIB

Polisi “Garuk” Pengusaha PETI Ci Dede, KANNI Apresiasi Kapolda Sulut

Minggu, 6 Juli 2025 - 17:14 WIB

6 Pembunuh Notaris Bogor Ditangkap, Salah Satunya Sopir Korban

Minggu, 6 Juli 2025 - 07:07 WIB

Aktivitas Tambang Ilegal Dede Kian Brutal, Diduga Dapat Perlindungan Aparat

Sabtu, 5 Juli 2025 - 11:23 WIB

Notaris Cantik Asal Bogor Tewas Mengenaskan, Ditemukan Terikat Batu di Sungai Citarum

Berita Terbaru