APRI Boltim Desak DPRD Hentikan Aktivitas Tambang PT KSM di Garini

- Redaksi

Jumat, 13 Juni 2025 - 17:38 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketua DPC APRI Boltim, Hendra Abarang, saat menyampaikan desakan penghentian aktivitas tambang ilegal PT KSM dalam rapat dengar pendapat di DPRD Boltim, Jumat (13/6/2025)./Dok.kanniadvokasi.id

Ketua DPC APRI Boltim, Hendra Abarang, saat menyampaikan desakan penghentian aktivitas tambang ilegal PT KSM dalam rapat dengar pendapat di DPRD Boltim, Jumat (13/6/2025)./Dok.kanniadvokasi.id

Garini Rawan Konflik, 17 WNA China Diduga Ikut Menambang

BOLTIM – Asosiasi Penambang Rakyat Indonesia (APRI) Bolaang Mongondow Timur (Boltim) mendesak DPRD setempat untuk segera menghentikan aktivitas pertambangan PT Kutai Surya Mining (KSM) Resources di wilayah Garini, Kecamatan Kotabunan.

Ketua DPC APRI Boltim, Hendra Abarang, menyebut aktivitas PT KSM ilegal karena izin usaha pertambangan (IUP)-nya telah berakhir sejak 10 April 2019. Perusahaan itu sebelumnya mengantongi IUP seluas 3.200 hektare.

“Per 10 April 2019, IUP PT KSM sudah tidak berlaku. Maka, aktivitas mereka ilegal dan harus dihentikan,” tegas Hendra dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama DPRD Boltim, Jumat, 13 Juni 2025.

Lahan Diperebutkan, Potensi Konflik Horizontal Meningkat

Hendra mengungkapkan lahan tambang emas Garini kini menjadi rebutan tiga pihak: PT BTPR, PT KSM, dan kelompok penambang rakyat lokal. Kondisi ini memicu ketegangan di lapangan dan berpotensi menimbulkan konflik horizontal.

“Situasi di Garini mengarah pada konflik terbuka antara masyarakat dan perusahaan. Kami minta DPRD dan pemerintah daerah segera bertindak mencegah eskalasi konflik,” kata Hendra.

17 WNA China Diduga Terlibat Penambangan

Selain menyoroti legalitas lahan, APRI juga meminta aparat penegak hukum (APH) segera melakukan razia terhadap 17 warga negara asing (WNA) asal China yang diduga bebas menambang di kawasan Garini.

“Kami minta APH turun tangan. Belasan WNA asal China diduga terlibat langsung di lapangan. Ini harus ditertibkan,” ujar Hendra.

APRI Minta Penyelesaian Berpihak ke Rakyat

Hendra mendesak pemerintah dan legislatif daerah merumuskan penyelesaian yang adil dan terbuka, dengan mengedepankan kepentingan masyarakat penambang lokal, bukan pemodal besar.

“Kami ingin penyelesaian yang berpihak pada rakyat, bukan cukong yang merampok hak masyarakat,” tutupnya. (Chandra)

 

 

Berita Terkait

Perkuat Kolaborasi, KANNI dan YLBH Pendekar Tempuh Jalur Hukum Terkait Dugaan Korupsi APBDes
Gugatan Praperadilan AGK Ditolak, Kapolda Sulut: Hormati Putusan Hukum
Polda Sulut Usut Oknum Catut Nama Pejabat dalam Rekrutmen Polri
Investigasi Wartawan BMR: Tak Ada Aktivitas PETI di Tobayagan, Hanya Lokasi Bekas Tambang
Penambang Rakyat: Bukan Mafia, Tapi Pejuang Nafkah yang Terlupakan
Dana Desa dan BOS Disoal, Warga Tempuh Jalur Hukum di Komisi Informasi
Sidang Sengketa Informasi di KI Jabar: Bongkar Dana Pendidikan, Pertanahan hingga Dokumen Judi Pejabat
Enam Sekolah Swasta Mangkir Sidang di KI Jabar, Dana BOS Jadi Sorotan
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Berita Terkait

Rabu, 21 Mei 2025 - 23:09 WIB

Tak Bisa Sembarang Tolak Informasi, Komisi Informasi Jabar Minta Tirta Pakuan Kota Bogor Lakukan Uji Konsekuensi

Berita Terbaru

Haidy Arsyad, Ketua KANNI Kabupaten Bogor

Pemerintah Daerah

Pemimpin Baru, Tantangan Lama: KANNI Kabupaten Bogor Soroti Isu Penting

Sabtu, 10 Mei 2025 - 08:44 WIB