Sulawesi Utara – Massa penambang di Ratatotok, Sulawesi Utara, turun ke jalan menolak penutupan tambang.
Mereka bersumpah mempertahankan mata pencaharian, bahkan dengan taruhan nyawa.
Ribuan penambang rakyat di Ratatotok, Sulawesi Utara, menggelar aksi spontan pada Senin (15/9).
Mereka menegaskan tidak akan rela tambang yang menjadi sumber hidup selama puluhan tahun ditutup.
“Hidup dan mati kami bergantung pada tambang ini. Dari hasil keringat di Ratatotok, kami bisa menyekolahkan anak dan menghidupi keluarga. Kalau tambang ditutup, kami akan lawan, bahkan nyawa jadi taruhan,” tegas perwakilan penambang, Hence Ratung dan Iko Mantiri, dalam orasinya.
Majelis Penambang Rakyat Indonesia (MPRI) menilai pemerintah pusat tak boleh menutup mata terhadap jeritan penambang.
“Pemerintah ingin menertibkan, tapi harus lihat dampak sosialnya. Negara bisa rugi besar kalau rakyat dipaksa kehilangan mata pencaharian. Solusinya bukan penutupan, tapi tata kelola tambang yang benar demi masyarakat,” ujar Presidium MPRI, Irawan Damopolii SH. (C1)