MANADO — Majelis Penambang Rakyat Indonesia (MPRI) menilai pernyataan LSM Garda Timur Indonesia (GTI) terkait aktivitas tambang rakyat di Sulawesi Utara seperti “menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri”.
Ketua Bidang Advokasi Presidium MPRI, Irawan Damopolii, SH, menegaskan MPRI akan terus menjadi penyambung lidah para penambang rakyat di Sulawesi Utara. Ia menuding GTI hanya berkoar di media tanpa memberikan solusi yang membangun.
“LSM GTI terlihat hanya mencari sensasi. Mereka memproduksi berita kontra-produktif, menyerang aparat, dan menekan penambang rakyat seolah-olah mereka pahlawan kesiangan,” tegas Irawan, Kamis (13/11).
Ia meminta GTI berhenti memprovokasi publik dan berhenti menyerang penambang rakyat lewat pemberitaan yang tidak berimbang.
“Kalau benar-benar peduli, berikan rekomendasi konstruktif untuk penataan tambang rakyat, bukan hanya membuat gaduh,” ujarnya.
Irawan juga menantang GTI untuk melakukan debat terbuka di media nasional maupun podcast publik.
“Kalau GTI punya gagasan konkret untuk perbaikan tata kelola tambang di Sulut, ayo kita adu gagasan secara terbuka. Jangan cuma berteriak di media untuk cari nama,” katanya tegas.
MPRI menegaskan akan tetap berpihak kepada penambang rakyat dan meminta semua pihak menghormati keberadaan tambang rakyat di Sulawesi Utara. “Kami tidak gentar. Kami tetap bersama rakyat penambang,” tutup Irawan. (C1)






























